Kamis, 27 Mei 2010

Baterai Singkong

Seorang anak bernama Innocencio Kresna Pratama (dipanggil Inno) mengantarkan kota Bandar Lampung menjadi yang terbaik di ajang "Kompetensi dan Kreativitas Siswa SD Dan Madrasah Ibtidaiah (MI) se provinsi Lampung" tanggal 6-7 November kemarin. Apa yang dibuat Inno? Bocah kelas 6 SD TUnas Mekar Indonesia ini berhasil membuat para juri terpana dengan karyanya yang bertajuk "Baterai Singkong, Upaya menemukan Energi Alternatif" serta mengantarkannya mewakili provinsi Bandar Lampung pada event yang sama tingkat nasional (27 November mendatang).

Modalnya, menurut Inno, sangat mudah didapat dan murah pula; satu batang singkong kecil yang dipotong menjadi empat bagian. Inno menancapkan pelat dan tembaga seng yang kemudian disambung dengan kabel kecil ke kalkulator dan jam digital. Hasilnya? Kedua benda itu menyala dan tetap akurat!

Menurut Inno, singkong dapat menghasilkan listrik karena mengandung cairan elektrolit untuk menghasilkan listrik."Untuk itu teknologi sederhana ini saya namakan Baterai Singkong", ujar anak dari pasangandrg. Edy Suwanto dan drg. Lucia Dwi Handayani.

Apa yang mendorong calon ilmuwan cilik kelahiran 8 Maret 1996 ini? Dia mengaku terinsipirasi karena rajin membaca, ditambah lagi sudah memulai penelitian kecil di sekolah seperti mulai cara menanam, mengamati pertumbuhan tanaman, dan lain-lain.

Ketertarikannya menjadi semakin menjadi-jadi setelah membaca di internet dan berbagai macam buku kalau apel dan jeruk dapat pula menghasilkan listrik. "Mulai dari situlah aku tertarik melanjutkan penemuan ini. Aku menduga buah lain, bahkan umbi2an juga dapat menghasilkan listrik" kata dia.
Di sekolah Inno mengadakan percobaan di sekolah seperti menguji buah mangga yang didapati juga menghasilkan listrik. Ia beralih ke umbi2an; singkong,ubi,dan kentang tak luput untuk dijadikan obyek pengujian.Inno mengklaim baterai singkong dapat bertahan berhari-hari tanpa henti seperti baterai konvensional, malahan dapat dipakai berkali-kali dengan menancapkan pelat tembaga di bagian sisi yang belum digunakan.

Otaknya yang kreatif terus seakan tak pernah berhenti yang terbukti dari pengakuannya untuk melanjutkan penelitian menjadikan singkong batu baterai kering.
Meskipun begitu, anak ini tetap rendah hati dan mengharapkan doa dari orang-orang terdekatnya berharap untuk kembali menjadi yang terbaik di ajang nasional kelak.

beras RI-1

Adji Koesoemo tak pernah mengira dirinya akan menanam beras merah-putih. Dulu, lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) ini hanya bercita-cita sebagai sutradara dan pelukis.

Semasa SMA, ia menimba ilmu di Ponpes Al Mujahadah asuhan KH Muhammad Dardiri di Lempuyangan, dan Ponpes 'Bodho' asuhan KH Abdul Hamid di Kajoran, Magelang. Selepas itu, dan kemudian menikah, ia bahkan hanya berkeinginan menjadi guru mengaji dan memiliki rumah kecil sederhana.

Direktur Utama Prakasita Sekar Mataram ini, sekitar Januari-Februari 2006 lalu, kedatangan seorang tamu dari sekitar Candi Sewu, Pambranan. Tamu itu membawa 160 butir beras yang berwarna merah-putih. Tamu itu mengaku mendapatkan beras itu di tempat yang diperkirakan sebagai peripih (tempat sesajen) di kompleks Candi Prambanan. Ia mendapatkannya saat menggali tanah di sebelah timur Candi Sewu dan menemukan wadah tertutup yang berisi beras itu.

''Saya juga tidak tahu kenapa orang tersebut menyerahkan kepada saya. Ia mengenal saya karena tahu saya banyak berkecimpung di pertanian,'' ujar Adji, yang sudah 2-3 tahun mengembangkan pupuk organik cair. Kala itu, Adji ragu bisa membudidayakan beras merah-putih itu. ''Apakah bisa tumbuh atau tidak, karena bentuknya sudah beras dan umurnya sudah lama,'' kata pria kelahiran Yogyakarta, 4 November 1965, ini.

Adji tahu, dengan teknologi, gabah padi hanya bisa didimpan sampai 25 tahun. Ia menduga beras merah-putih ini berasal dari abad ke-10 atau ke-11. Sebuah majalah malah menulis beras ini berasal dari abad ke-7. Beras itu diperkirakan tertimbun tanah karena pada 1006 Gunung Merapi meletus. Adji menduga ini beras berkualitas bagus di masanya, karena benda-benda yang dibuat sesajen di masa lalu biasanya merupakan benda yang terbagus.

Beras merah-putih itu pun kemudian ia pilah. Ia mendapatkan 120 butir beras yang masih mempunyai lembaga. Sebanyak 20 butir dikecambahkan dengan cara dibungkus sekam padi rojolele, 100 butir lagi dikecambahkan di atas kapas dan diberi hormon tumbuh, kemudian ditanam di pot.

Pertumbuhan tanaman berjalan sangat lambat. Tiap hari tanaman satu per satu mati, bahkan pada umur 2,5 bulan tanaman baru mencapai tinggi sekitar 5 cm. Dan, hanya tinggal tujuh tanaman yang bertahan hidup sampai bisa panen. Tujuh tanaman inilah yang selanjutnya disebut sebagai tanaman tetua.

Dari tujuh tanaman tetua, pada umur 5,5 bulan berhasil dipanen sebanyak 2.411 butir gabah merah-putih. ''Yang menyemaikan dan menanam sejak awal adalah staf saya, Hertanto, yang bekerja di tempat saya (di bagian penelitian dan pengembangan) sejak 1,5-2 tahun yang lalu,'' kata suami dari drg Evy Herawati ini.

Hertanto adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berhenti kuliah, karena sibuk bekerja. ''Hertanto akan diaktifkan lagi masa kuliahnya, karena sudah KKN dan tinggal menyelesaikan skripsi. Skripsinya tentu saja tentang beras merah-putih. Karena ketekunannyalah bisa dikembangkan beras merah-putih,'' kata Ir Gatot Supangkat MP, dosen Fakultas Pertanian UMY yang bersama koleganya, Ir Lilik Utari MS, juga menjadi tim peneliti beras merah-putih, mewakili UMY.

Beras merah-putih belum ditanam di sawah, melainkan di halaman rumah keluarga istri Adji di Dusun Kebonagung, Tridadi, Sleman. ''Padi merah putih ini saya namakan varietas RI-1,'' ungkap Adji yang di masa kuliahnya aktivis demonstrasi dan pernah mogok makan menolak UU Lalu Lintas pada 1992.

Nama RI-1 dipakai untuk menunjukkan beras merah-putih itu simbol kebangkitan dan pemersatu bangsa. Bila beras merah-putih yang dikembangkan sudah menghasilkan cukup banyak, akan dibagikan kepada petani ke seluruh Indonesia. ''Saya mengembangkan dan memproduksi padi merah putih ini bukan untuk dijual, melainkan untuk dibagikan kepada masyarakat petani di seluruh Indonesia,'' kata alumnus SMA Muhammadiyah III itu.

Pada 13 Agustus 2006 dalam acara Indonesia Bangkit 'Doa Sejuta Rakyat', sebagian kecil gabah hasil panen tetua itu diberikan kepada perwakilan petani di 12 daerah di Indonesia, yaitu Kediri, Sumenep, Pati, Banyumas, Sabdodadi Bantul, Banjarnegara, Riau, Kutai Timur, Sulawesi Barat, Ambon, Papua, dan Bali.

Padi RI-1 yang diberikan kepada petani di Sabdodadi, Bantul, belum ditanam, karena situasi belum memungkinkan, sedangkan di Bali mati semua. Yang ditanam di Banyumas paling bagus hasilnya. Jumlah anakan mencapai 60-70 batang, setelah dipupuk dengan pupuk organik buatan Adji dan tim penelitinya. ''Pupuk yang kami buat berasal dari ramuan asli Indonesia,'' ujar ayah dari Cintia, Wika, dan Ami itu.

Pupuk organik ini pula yang dipakai untuk meningkatkan produksi beras rojolele mencapai 15 ton per hektare. Pakai pupuk biasa hanya 4-5 ton. ''Pupuk tersebut belum kami jual secara luas dan belum kami beri nama, karena masih terus kami uji di laboratorium,'' kata Adji yang lebih percaya kerja 'supertim' daripada sebagai 'superman'.

Rencananya, pada 16 Agustus 2007 nanti, Adji akan membuat Tumpengan Agung Sang Dwi Warna Indonesia Bangkit. Nasinya berasal dari beras merah-putih. Ia berharap pada 16 Agustus itu produksi beras merah-putih sudah mencapai 5-6 ton dari lahan satu hektare. Yang satu ton untuk membuat tumpengan, sisanya akan dibagikan ke perwakilan petani di Indonesia.

Sentra pertanian
Sejak 1992 ia telah menggeluti pengobatan herbal-alami. Ia mempelajari jamu tradisional hasil konservasi leluhur Keraton Mataram. ''Waktu itu saya diminta oleh eyang saya (Pujokusumo) memegang buku resep-resep jamu untuk kesehatan dan kecantikan tulisan Hamengku Buwono II dalam tulisan Jawa. Sejak saya coba-coba, pada tahun 1992/1993 saya mulai membuat suplemen kecantikan dan suplemen kesehatan untuk otak. Sekarang suplemen tersebut yang mengembangkan adik-adik saya,'' tutur Adji.

Kini ia berencana menjadikan Desa Kebonagung sebagai 'kebon agung'-nya Indonesia. Di Kebonagung ada sekitar 13 hektare sawah milik petani yang akan dijadikan sebagai sentra penelitian dan pendidikan pertanian. Semua hortikultura akan dicoba ditanam di sini. ''Saya akan koordinasi dengan masyarakat di sini,'' kata dia.

Sejak mendapat beras merah-putih, Adji mengaku punya kesadaran bahwa padi lokal harus dilindungi. Karena itu ia berkeinginan untuk membikin koleksi plasma nutfah padi. ''Saya akan keliling dari Sabang sampai Merauke untuk mencari padi-padi lokal,'' tutur dia yang kini sudah mengumpulkan sekitar 15-20 jenis varietas padi lokal di Indonesia. Dari limbah suplemen kecantikan dan kesehatan serta ditambah dengan berbagai ramuan lainnya, ia pun berhasil mengembangkan pupuk mikroorganik dan makroorganik. Belum lama ini ia mendapat tawaran dari perusahaan Malaysia yang bersedia menjadi agen tunggal produk pupuknya, dan siap mentransfer uang Rp 140 miliar. Namun, ia bersama istrinya menolak. ''Bila ada agen tunggal, masyarakat petani yang akan dirugikan, karena ketersediaan barang maupun harga bisa dimainkan,'' ujar Adji, yang sejak mahasiswa membela kepentingan petani itu.
Wright Bersaudara 1871 - 1912
Pesawat Terbang

Wright bersaudara (Wright brothers), Orville (19 Agustus 1871 - 30 January 1948) dan Wilbur (16 April 1867 - 30 May 1912) adalah dua orang Amerika yang dicatat sebagai penemu pesawat terbang karena mereka berhasil membangun pesawat terbang yang pertama kali berhasil diterbangkan dan dikendalikan oleh manusia pada tanggal 17 Desember 1903. Dua tahun setelah penemuan mereka, kedua bersaudara tersebut mengembangkan 'mesin terbang' mereka ke bentuk pesawat terbang yang memakai sayap yang seperti sekarang kita kenal. Walaupun mereka bukan orang yang pertama membuat pesawat percobaan atau experiment, Wright bersaudara adalah orang yang pertama menemukan kendali pesawat sehingga pesawat terbang dengan sayap yang terpasang kaku bisa dikendalikan.

Terobosan yang paling besar adalah penemuan 'kontrol tiga sumbu' yang digunakan oleh semua pesawat terbang yang sekarang.

Mereka memperoleh keahlian mekanik tersebut dari bekerja di toko mereka yang penuh dengan mesin cetak, sepeda, motor dan mesin lainnya. Dari sepeda mereka mendapat gagasan bahwa pesawat terbang yang tidak stabil dapat dikendalikan dengan latihan.

Wright bersaudara adalah dua dari tujuh orang bersaudara. Di sekolah dasar, Orville pernah dikeluarkan dari sekolah. Tahun 1878, ayah mereka membelikan 'helikopter' mainan untuk dua anak mereka yang termuda tersebut. Mainan itu dibuat dari bambu dan karet untuk memutar baling-baling nya. Wilbur dan Orville memainkannya hingga rusak, kemudian membuat mainan tersebut sendiri, mereka mengaku bahwa pengalaman brmain dengan helikopter bambu menjadi sumber bagi ketertarikan mereka terhadap mesin yang bisa terbang.

Rabu, 19 Mei 2010

Google TV

Dalam rumor yang beredar,diberitakan bahwa Google akan segera meluncurkan Google TV. Menurut pemberitaan dari The Financial Times project tersebut diberi nama Smart TV. Dari beberapa detail yang telah diberitakan, Google menggaet Intel dan Sony untuk hardware yang akan digunakan dalam project tersebut. Hardware kemungkinan akan terdiri dari set-top box seperti yang digunakan pada Intel's Atom CPU dan Google's Android akan bermain dalam sistem operasinya. Sedangkan Sony direncanakan akan mengintegrasikan layanan dari website ke Smart TV tersebut. The Financial Times juga memberitakan bahwa Google akan bekerja sama dengan Android community untuk pengerjaan aplikasi yang akan digunakan pada Smart TV. Hal ini tentunya akan membuka dimensi baru dan keuntungan atas saingan utamanya, iPhone OS, yang terbatas pada iPhone, iPad, dan iPod Touch. Apakah Google TV mampu mengalahkan Apple yang terlebih dahulu fokus terhadap pengerjaan Apple TV dimana telah dinilai cukup sukses?

Minggu, 16 Mei 2010

Penemu Mesin foto copy

Chester Carlson lahir 8 Februari 1906 di kawasan kumuh kota Seattle, Washington.. Semenjak kecil ia harus membantu orangtuanya untuk mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya yang mengidap penyakit tuberculosis. Saat berusia 17 tahun, ia harus menelan pil pahit, ibunya meninggal dan empat tahun kemudian ayahnya meninggal karena penyakitnya. Walaupun masa kecil harus dilewati dengan penuh tantangan, Carlson mampu menyelesaikan karir intelektualnya hingga bangku kuliah.

Setelah lulus kuliah di California Institute of Technology, Carlson bekerja di sebuah perusahaan analisis paten untuk pembuat produk elektronik. Tugasnya saat itu adalah menyalin semua dokumen dan gambar paten ke dalam beberapa dokumen. Dalam melakukan pekerjaannya Carlson merasa capai dan bosan untuk menulis hal yang sama berulang ulang untuk mendokumentasikan temuan orang lain. Karena kelelahan, Chester pun kemudian berpikir. Bagaimana ia bisa menggandakan dokumen dengan cepat dan praktis. Ia pun membaca berbagai referensi mengenai mesin cetak. Akhirnya, ia menemukan konsep elektrofotografi, yang sekarang kita kenal sebagai mesin fotokopi.

Pada 1938, ia membuat eksperimen kecil yang memanfaatkan bubuk jelaga (karbon) dan penyinaran cahaya dan memindahkan suatu tulisan dari sebuah medium ke medium yang lain. Ia juga menggunakan konsep yang disebut photo-conductivity, sebuah proses perubahan elektron jika terkena cahaya. Intinya, dengan proses ini, gambar bisa digandakan dengan proses perubahan elektron tersebut. Sebagian besar literatur menyebutkan, temuan Carlson menciptakan proses mengkopi dengan menggunakan energi elektrostatik, yaitu xenography. Nama xenography berasal dari bahasa Yunani, radical xeros (kering) dan graphos (menulis). Karena, dalam prosesnya tidak melibatkan cairan kimia, tak seperti teknologi sebelumnya. Melalui teknik ini, Chester Carlson telah menemukan cara yang merombak paradigma penulis ulangan sebuah dokumen, yang nantinya akan menjadi proses yang disebut fotokopi. Teknik ini kemudian dipatenkan pada 6 Oktober 1942.

Selama beberapa tahun, ia mencoba menyempurnakan temuannya ini. Meski sangat berguna, mesin elektrofotografi ini tidak diminati banyak orang, karena mesin tersebut dianggap tidak memiliki masa depan yang menjanjikan. Chester yang berhasil membuat alat itu harus berjualan konsep bertahun-tahun lamanya agar mesin fotokopi itu bisa dijual di pasaran. Berbagai perusahaan besar seperti Kodak yang menjual peralatan dan proses pemotretan, IBM dan General Electric, menolak temuan itu.

Setelah hampir putus asa, Chester mendapat mitra pertama Batelle Memorial Institute yang bersedia memodali dengan dana dan usaha dan kemudian bersama sama berhasil meyakinkan Haloid, sebuah perusahaan menengah Haloid Corporation, New York yang menjual kertas foto mau menjadi mitranya untuk mengembangkan temuannya.

Haloid Company kemudian merubah nama mesin fotocopy pertama elektrofotografi karena dianggap kurang memiliki nilai jual, lalu diusulkanlah nama dengan nama Xerography. Xerography menjadi komersial setelah diadopsi oleh Xerox Corporation. Salah satu produk awal Xerox adalah Xerox 914, mesin foto kopi otomatis pertama yang menggunakan proses xenography. Dinamai Xerox 914 untuk merujuk pada kemampuan mesin dalam mengkopi kertas dengan ukuran 9 inci x 14 inci (229 mm x 356 mm).

Xerox 914, yang dapat mengkopi hingga 100 ribu kertas per bulan, sangat popular di kalangan masyarakat pada masa itu. Produk ini menyumbang pendapatan perusahaan hingga 60 juta dolar AS. Kesuksesan itu membuat perusahaan memutuskan untuk mengubah namanya dari Haloid menjadi Xerox pada 1958. Hingga kini Xerox merupakan perusahaan mesin foto copy dan printer terkemuka di dunia. Produk yang dihasilkan perusahaan yang kini bermarkas di Stamford, Connecticut, AS itu pada 2006 lalu berhasil membukukan pendapatan 15,9 miliar dolar AS. Jumlah karyawannya mencapai 53.700 orang, tersebar di dunia.

Chester Carlson meninggal pada 9 September 1968, di Rochester, New York, karena penyakit hati yang kronis. Berkat temuannya melalui mesin fotocopy, Chester Carlson telah menemukan cara yang merombak paradigma penulis ulangan sebuah dokumen. Hingga sekarang, proses ini hampir tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan modern.

Penemu Air Conditioner

Penemu Air Conditioner


Awal dari AC (air Conditioner ) sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu dengan membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah sehingga menurunkan suhu ruangan , tetapi saat itu hanya orang tertentu saja yang bisa karena biaya membangunnya sangatlah mahal karena membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja dan orang kaya saja yang dapat membangunnya, Baru kemudian pada tahun 1820 ilmuwan Inggris bernama Michael Faraday Image menemukan cara baru mendinginkan udara dengan menggunakan Gas Amonia dan pada tahun 1842 seorang dokter menemukan cara mendinginkan ruangan dirumah sakit Apalachicola yang berada di Florida Ameika Serikat. Dr.Jhon Gorrie Image adalah yang menemukannya dan ini adalah cikal bakal dari tehnologi AC (air conditioner) tetapi sayangnya sebelum sempurna beliau sudah meninggal pada tahun 1855. Willis Haviland Carrier Image seorang Insinyur dari New York Amerika menyempurnakan penemuan dari Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan untuk kepentingan atau kenyamanan manusia melainkan untuk keperluan percetakan dan industri lainnya. Penggunaan AC untuk perumahan baru dikembangkan pada tahun 1927 dan pertama dipakai disbuah rumah di Mineapolis, Minnesota. Saat ini AC sudah digunakan disemua sektor, tidak hanya industri saja tetapi juga sudah di perkantoran dan perumahan dengan berbagai macam bentuk dari mulai yang besar hingga yang kecil.semuanya masih berfungsi sama yaitu untuk mendinginkan suhu ruangan agar orang merasa nyaman.

Jika musim panas tiba, biasanya kita selalu akrab dengan yang namanya kipas angin atau juga AC (Air Conditioner). Sebab, kesejukan yang ditimbulkan oleh hawa kipas dan AC memang dibutuhkan untuk meredam hawa panas yang kadang sangat menyiksa. Karena itu, berterima kasihlah kepada John Gorrie yang mencetuskan ide pembuatan AC.
Sebab, dengan hawa AC yang sejuk itu, kita tak perlu merasakan penderitaan karena hawa panas yang kadang membuat tubuh serasa lengket akibat keringat yang menetes. Tapi, tahukah Anda jika John menciptakan AC karena terinspirasi oleh kepeduliannya terhadap orang sakit?.

John sebenarnya adalah seorang dokter berwarga negara Amerika Serikat. Gagasannya membuat mesin pendingin berawal dari banyaknya pasien yang menderita malaria atau penyakin lain dengan gejala demam tinggi. Ketika itu udara terasa panas sehingga membuat pasien tidak nyaman. Maka, pria kelahiran Charleston, California Selatan, 3 Oktober 1802 ini memutar otak bagaimana caranya agar suhu tubuh para pasien bisa turun.. Setelah melihat kipas angin yang ada di depannya, ia menemukan ide. Ia memasang bongkahan es batu di depan kipas, sehingga hawa dingin es bisa tersebar oleh tiupan angin dari kipas.

Tercetus pada ide itu, maka John berniat menyeriusi pembuatan mesin pendingin (AC). Maka, pada tahun 1844, pria lulusan kedokteran dan ilmu bedah di kota New York ini merancang dan mengembangkan mesin eksperimen pembuat es. Mesin ciptaannya didasarkan pada hukum fisika bahwa panas selalu mengalir dari gas atau cairan yang lebih panas menuju gas atau cairan yang lebih dingin. Mesin tersebut bekerja dengan cara memadatkan gas (kompres) sehingga menjadi panas, kemudian gas tersebut dialirkan ke koil-koil untuk diturunkan tekanannya (dekompres). Alhasil, udara menjadi dingin.

Untuk mengembangkan penemuannya, pada tahun 1845, Gorrie memutuskan untuk berhenti praktik sebagai dokter. Enam tahun berikutnya, ia berhasil menerima hak paten yang merupakan hak paten pertama yang dikeluarkan untuk sebuah mesin pendingin. Inilah awalnya ditemukan mesin pendingin yang kini dikenal dengan istilah Air Conditioner.

Sungguh, kisah John ini membuktikan bahwa sebuah kepedulian yang tulus akan mengantarkan kita pada kebaikan. Dari sekadar ingin mendinginkan ruangan tempat pasiennya, John kini telah berhasil “mendinginkan” dunia dengan AC-nya.

Gambar rangkaian